Mengenal E-Money

Mengenal E-Money

Hasil gambar untuk mengenal e money

Bank Indonesia baru beberapa hari lalu mengeluarkan peraturan baru tentang uang elektronik. Peraturan itu sebenarnya memperbarui
peraturan yang dibuat tahun 2009. Karena itu, di Indonesia, sudah ada
17 lembaga yang menerbitkan uang elektronik (e-money).

Seperti apakah uang elektronik tersebut? Uang elektronik pada dasarnya adalah uang tunai yang disimpan di dompet. Hanya saja, dompetnya berupa elektronik yang biasanya dirupakan dalam bentuk kartu.

Dalam kartu itu, berisi uang yang bisa dibelanjakan. Sebut saja kartu
e-money di Indonesia yang diterbitkan BCA, Bank Mandiri, BRI,
ataupun BNI dan perbankan lainnya. Bank Jatim, akhirnya juga terjun di
bisnis e-money ini. Memakai branding Flazz yang bekerjasama dengan
BCA.



Dompet dalam bentuk kartu itu bisa diisi minimal Rp 50.000 dan
maksimal Rp 1 juta. Kartu itu bisa digunakan untuk aneka transaksi
seperti belanja, membayar tol, maupun tiket transportasi umum lainnya.
Membayar tiket moda transportasi umum ini masih banyak ditemukan di
Jakarta seperti KRL dam bus transjakarta.

Pengguna kartu e-money itu bisa berbelanja di sejumlah tempat yang
menyediakan electronic data capture (EDC) bertanda Flazz. Sejumlah
tempat belanja yang menyediakan EDC itu, antara lain, Alfamart, Giant,
Hypermart, Starbucks Coffe, juga sejumlah SPBU.

Untuk membuat kartu tersebut, konsumen cukup mendatangi konter yang
menyediakan. Kantor cabang Bank Jatim ataupun BCA bisa melayani
pembuatan kartu Flazz. Biaya pembuatan Rp 25.000 per kartu.

Jika uang dalam dompet elektronik itu habis, maka pemilik bisa
melakukan isi ulang (top up). Isi ulang bisa dilakukan melalui ATM nontunai BCA, kantor cabang Bank Jatim, Alfamart, Indomart, TB Gramedia, ataupun merchant Flazz lainnya.

"Kartu ini bisa untuk siapa saja, tidak harus menjadi nasabah Bank
Jatim. Bisa memilikinya dengan membayar secara tunai, atau mengisi
secara tunai di tempat-tempat yang telah ditunjuk," ujar Hadi Sukrianto, Dirut Bank
Jatim.

Bagi Anda yang memiliki kartu elektronik tersebut, Anda tetap harus
berhati-hati. Pasalnya, jika dompet elektronik itu hilang maka uang
Anda hilang. Karenanya, BCA selaku penerbit Flazz menerapkan kebijakan
pengisian minimal Rp 50.000 dan maksimal Rp 1 juta.

"Jadi kalau hilang, jumlahnya tidak lebih dari Rp 1 juta," ujar
Santoso, Senior General Manager Head of Customer Card BCA.

Ketika kartu itu hilang, maka siapapun bisa memakainya seperti halnya
ketika menemukan uang tunai. Sebab, kartu itu tidak dilengkapi PIN
alias kunci pengaman seperti yang dimiliki kartu debet. Kartu uang
elektronik cukup ditempelkan di alat pembaca dan terbaca saldo dalam
kartu tersebut.

"Karenanya pemakai memang harus berhati-hati, ya sama ketika menjaga
dompet kita," sambung Santoso.

Meski begitu, Santoso yakin masyarakat tetap merespons baik penggunaan
kartu elektronik. Kendalanya saat ini memang masih pada kebiasaan
masyarakat Indonesia yang belum terbiasa memakai uang elektronik
tersebut.


"Kami terus melakukan sosialisasi tentang uang elektronik ini,
karena kami juga mau ikut membentuk less cash society di Indonesia,"
tegasnya.

Meskipun saat ini masih terbentur pada kebiasaan pemakaian
uang tunai, perbankan Indonesia juga masih berpeluang luas memasarkan
kartu elektronik tersebut.

BeeHappy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Pasukan Indonesia